Senin, 05 November 2012

POTENSI MANGROVE


Wilayah pesisir dan lautan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia. Kedua wilayah tersebut merupakan lahan kedua yang merupakan tumpuan harapan bagi pembangunan Indonesia di masa mendatang. 63 % wilayah teritorial Indonesia yang merupakan pesisir dan lautan , memiliki sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan yang kaya dan beragam, antara lain hutan mangrove, terumbu karang, perikanan, bahan tambang ,jasa perhubungan dan pariwisata.

Beberapa jenis tanaman mangrove yang umum dijumpai di wilayah pesisir Indonesia adalah jenis bakau (Rhizophora/red mangrove), api-api (Avicennia/black mangrove), Pedada (Sonneratia), Tanjang (Bruguiera), Nyirih (Xylocarpus), Tengar (Ceriops) dan buta-buta (Excoecaria). Ekosistem mangrove secara garis besar mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi ekologis dan fungsi ekonomis. Menurut Snedaker et al., dilihat dari segi ekosistem perairan, hutan mangrove mempunyai arti penting karena mempunyai fungsi ekologis. Fungsi ekologis ekosistem mangrove dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain aspek fisika, kimia dan biologi.  Masih menurut Snedaker et al., selain fungsi diatas, ekosistem mangrove juga memiliki fungsi-fungsi fisik yaitu, (1) mencegah terjadinya intrusi air laut kedaratan, (2) sebagai pantai dari abrasi.
Manfaat yang dapat dirasakan langsung diantaranya berupa kayu pohon mangrove, yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan, kayu bakar, bahan untuk membuat arang, pulp, tunnin (zat penyamak), chipwood, dan sebagai obat tradisionil. Di pandang dari segi ekologi (lingkungan) hutan mangrove merupakan tempat berlindung dan tempat mencari makan bagi kehidupan fauna (ikan, crustacea), serta pengeksport bahan organik yang berguna untuk menunjang kelestarian biota akuatik (Heald & Odum, 1972 ; Macnae 1974 ; Barnes 1974).


Di beberapa negara pemanfaatan hutan mangrove tidak hanya pada pemanfaatan langsung seperti kayu bakar, konstruksi, makanan ternak sebagaimana yang telah dikemukakan Snedaker, akan tetapi telah dimanfaatkan untuk penumbuh kembangan budidaya lebah madu (Krisnamukty dan Siddiqi). Madura merupakan salah satu wilayah dimana banyak terdapat hutan mangrove yang tersebar di sepanjang pantai Madura maupun wilayah kepulauannya (BAKORSUNTANAL, 2003). Tingginya potensi hutan mangrove di Madura seharusnya memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat (masyarakat pesisir) melalui pendayagunaan potensi hutan mangrove untuk budidaya lebah madu sebagaimana yang telah di lakukan di beberapa negara seperti India dan Pakistan. 
Areal hutan mangrove di wilayah Jawa Timur cukup luas, yaitu sekitar 19.916,13 hektar. Luas hutan mangrove di KPH, Pulau Madura dan Probolinggo meliputi 16.052,43 hektar atau sekitar 80,60 % dari luas hutan mangrove di Jawa Timur (Djojomihardjo, 1982). Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu wilayah Madura, yang juga mempunyai kontribusi dalam menyumbangkan area mangrove di Madura. Beberapa wilayah potensial huran mangrove antara lain terletak dalam 5 titik lokasi yaitu kecamatan Kawnyar, Kamal, Socah, Bangkalan dan Arosbaya. Dalam penelitian ini dipilih 3 lokasi yaitu kecamatan Kamal, Socah dan Arosbaya, hal ini dengan pertimbangan pada kedekatan lokasi dengan institusi, kemudahan pengendalian, ketersediaan hutan mangrove dan tanaman rakyat pendukung lainnya seperti perkebunan mangga, kelapa, kapok randu dan siwalan.
Di beberapa lokasi, seperti wilayah pesisir kabuparen Gresik, keberadaan tanaman bakau dan tanaman lain di sekitar pantai menjadi tempat munculnya koloni lebah alamiah (apis cerana) di sekitar lokasi. Hal ini menunjukkan adanya potensi untuk budidaya lebah pada area pesisir dengan ketersediaan area hutan bakau di wilayah tersebut. Akan tetapi hingga saat ini masih sedikit penelitian lokal yang menelaah potensi ekonomi mangrove untuk budidaya lebah madu. Sehingga potensi mangrove yang begitu menjanjikan seperti yang telah dilakukan India masih belum dioptimalkan. Mangrove identik dengan masyarakat daerah pesisir, yang saat ini merupakan masyarakat yang masih tergolong belum sejahtera secara ekonomi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar