Lebah
Lokal Jawa
Apis cerana merupakan jenis lebah
madu local yang ada di Jawa. Selain cerana, juga terdapat lebah madu hutan
(apis dorsata) atau di daeerah saya dikenal dengan nama tawon gung (lebah
besar). Tawon gung hingga saat ini belum bisa ditangkarkan, mereka hidup liar
di wilayah yang banyak pepohonan (hutan) seperti wilayah karanganyar sebelah
selatan (Lolong, dll), Lebak Barang dan berbagai daerah lain yang masih
terdapat kawasan hutan tropisnya.
Apis cerana cenderung lebih
tersebat. Hampir setiap daerah terdapat lebah ini yang masih liar (belum
ditangkarkan). Di RT saya sendiri terdapat 3 koloni liar yang hidup di lubang
kayu glugu (kelapa) dan sebagian lagi menempati kotak yang secara tidak sengaja
ditempat lebah apis cerana. Keberadaan lebah liar menunjukkan terdapatnya
sumber makanan, sehingga lebah tersebut bisa berkembang. Aktivitas koloni liar
yang saya amati menunjukkan lalu lintas keluar masuk sarang yang cukup tinggi. Ini
menunjukkan ketersediaan sumber makanan yang berlimpah. Hingga saat ini, masih
belum ada yang berinisiatif mengambil madu dari lebah liar yang ada di batang
pohon kelapa (glugu) karena lobangnya yang dalam mengarah keatas sehingga sulit
untuk mengambilnya.
Sebenarnya lebah ini masih cukup
prospektif untuk dibudidayakan, meskipun produktivitasnya tidak begitu tinggi
(5-10 kg per tahun). Akan tetapi, bila jumlah koloni yang dibiakkan lebih dari
50 kotak koloni, nilai 5-10 kg menjadi 250-500 kg. Jumlah yang cukup menggiurkan.
Di beberapa tempat (Gresik dan Madura) seringkali
ada orang yang mencari madu liar, dan mereka berani menghargai 200.000 untuk 1
botol kecap 700ml, atau mungkin setara dengan 1 kg madu. Nah bisa dibayangkan
bila per kg mampu tejual dengan harga separuhnya (Rp100.000/kg), bisa menjadi
penghasilan tambahan yang cukup lumayan, tanpa harus memberi pakan dan
membersihkan kandang sebagaimaa kita memeliahara burung, kucing, anjing, dan
piaraan lainnya. Melalui pembudidayaan yang intensf, jumlah koloni sebesar 100
kotak tidaklah sulit. Saat musim bunga berlimpah (awal musim kemarau hingga
awal musim penghujan), jumlah koloni sangatlah berlimpah. Biasanya saat-saat
tersebut digunakan para pelebah professional untuk menggandakan koloni melalui
rekayasa pembuatan ratu baru dan pemecahan koloni.
Perkebunan
dan Tanaman Rakyat, sebuah potensi yang belum dioptimalkan
Bagi masyarakat di wilayah
Pekalongan selatan, masih banyak terdapat hutan yang dikelola swasta maupun yang
dikelola dinas perhutanan. Tanaman hutan yang dikelola oleh dinas perhutanan
antara lain : karet, pinus dan kopi dengan areal yang sangat luas. Sedangkan yang
dikelola swasta antara lain perkebunan teh dan kakao. Sedangkan untuk
masyarakat yang mempunyai lahan yang cukup luas dimanfaatkan untuk perkebunana
kopi, cengkeh, durian, rambutan. Keberadaaan kawasan hutan tersebut sangat
potensial dalam penyediaan sumber pakan lebah.
Sedangkan untuk daerah yang tidak
dekat perkebunan pemerintah maupun rakyat, masih banyak tanaman yang sengaja
dibudidayakan yang juga merupakan sumber pakan lebah. Setiap masyarakat mempunyai
tanaman buah seperti mangga, jambu air, jeruk. Juga terdapat tanaman hias untuk
mempercantik rumah yang mempunyai bunga, tanaman pagar, tanaman perdu di
sekitar kebun yang dimiliki. Di beberapa daerah mempunyai sungai, yang mana
daerah sekitar aliran sungai dapat dioptimalkan untuk menanam tumbuhan tertentu
yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lebah madu, diambil kayu bakarnya dan
pencegah erosi seperti kaliandra. Hamper semua tanaman komoditas pertanian yang
berbunga merupakan sumber pakan bagi lebah seperti padi dan jagung,
kacang-kacangan, terong, tomat dll. Tanaman kelapa juga ada dimana2, pisang
merupakan sumber nectar bagi lebah. Artinya, dimana pun kita berada masih cukup
berlimpah sumber pakan lebah. Apalagi dengan intervensi melalui penanaman
pepohonan tertentu bagi lahan-lahan tidur.
Metode
budidaya yang intensif
Saat ini di daerah saya belum ada
orang mencoba untuk menangkar lebah liar disekitar kita untuk dibudidayakan
secara intensif. Padahal untuk melakukan hal ini bukanlah hal yang sulit. Kita
hanya butuh keberanian untuk menangkap koloni liar kemudian kita tangkar dalam
kotak tertentu. Untuk memudahkan dalam memecah koloni, kita perlu membagi layar
(sarang telur) dalam bentuk frame, sehingga kita bisa dengan mudah untuk
memindahkan frame ke kotak2 lebah yang lain. Saya kira model yang paling
sederhana, bisa dengan menggunakan satu kotak panjang, dimana kotak di skat
menjadi dua bagian, satu bagian untuk sarang telur dan bagian yang lain untuk
sarang deposit madu. Model ini biasa diaplikasikan di daerah Afrika.
Gambar diatas adalah contoh disain
gambar kotak lebah tipe memanjang, yang perlu disesuaikan dengan tipe lebah
cerana. Sumber asli adalah disain untuk lebah jenis melifera, dengan ukuran
lebar sekitar 40 cm, panjang sekitar 80 cm, dan tinggi sekitar 30 cm. Lebah
cerana membutuhkan ruang yang lebih sempit. Ukuran diatas bisa dimodifikasi
menjadi lebar 30 cm, tinggi 25 cm, dan panjang cukup 50 atau 60 cm. Ukuran
tebal kayu penutup sekitar 2.5 cm sebagai tempat dimana lebah cerana
menempelkan sarangnya. Jumlah sarang untuk telur sekitar 8, dan sarang untuk
madu sekitar 10, jadi kebutuhan panjang sekitar 2.5 x 20 kurang lebih panjang
nya 50 cm.
Skat berfungsi untuk memisahkan
antara layar/sarang telur dimana ada ratunya, dengan sarang untuk deposit madu.
Hal juga berfungsi untuk memudahkan saat memanen madu, tidak akan mengganggu
sarang dimana ratu ada. Dengan cara seperti ini, memungkinkan saat memanen
madu, sarang tidak bercampur dengan telur atau larva, sehingga madu yang
dihasilkan lebih bersih dan higienes. Cara mengkonsumsi madunya pun bisa dengan
sekaligus sarangnya, karena sarang sudah bersih dari larva dan telur.
Belum tau cara bkin kandang.a . . Tmpat aku ada lebah yg masuk kotak
BalasHapus