Rabu, 31 Oktober 2012

Bermimpi dengan 1 koloni



Indonesia merupakan negara yang kaya akan biota hayati tumbuhan. Di sekeliling kita banyak tanaman berbunga yang tumbuh sebagai tanaman pohon, perdu maupun rumput-rumputan. Sungguh sangat potensial untuk mengembangkan koloni lebah madu (jenis trigona maupun apis). Bayangkan, saat saya mencoba explorasi di manca Negara, ketemu pelebahan di Yaman, yang notabene daerahnya banyak yang berbatu dan tandus. Hebatnya perlebahan di area tersebut cukup bagus, ditandai dengan lebaih dari 30 kota lebah berada di lokasi tersebut. Di Tokyo dan Hongkong telah muncul organisasi pelebahan kota yang berlokasi diatap gedung bertingkat.
Di Yaman tanah tandus berbatu, sementara Tokyo dan Hongkong merupakan Negara beriklim sub tropis. Pada daerah seperti Yaman tentunya keanekaragaman hayati jauh dibawah Indonesia. Pada daerah sub tropis, pelebahan mulai mengalami penurunan saat musim gugur, dimana hamper semua bunga dan dedaunan rontok hingga nyaris tidak ada sumber pakan untuk lebah. Setelah musim gugur diikuti musim dingin, yang mana semua tanaman mengalami hibernasi, dan sudah bisa dipastikan tidak ada pakan lebah pada musim itu. Petani lebah mulai mendapatkan aktivitas ekstra untuk menyimpan lebah2 mereka pada musim dingin untuk menjaga kelangsungan hidup mereka dengan cara memberi pakan selama musim tersebut, dan menjaga suhu untuk lebah tetap hidup.
Untuk Negara dengan iklim tropis seperti Indonesia, Brazilia, Argentina,dll masa-masa hibernasi tanaman tidak dikenal. Akan tetapi digantikan dengan musim penghujan, yang pada musim itu masih tetap tanaman tertentu yang berbunga. Di Indonesia, musim penghujan bukanlah masa hibernasi bagi lebah, akan tetapi masa penurunan aktvitas lebah dan pergantian musim pembungaan untuk tanaman tertentu. Untuk pelebah skala besar, musim penghujan barangkali menjadi masalah, karena rendahnya aktivitas lebah mencari makan, dan menurunya kuantitas pembungaan, sehingga periode ini sering dikatakan sebagai masa paceklik perlebahan. Untuk mempertahankan jumlah koloni, petani lebah seringkali harus menambahkan makanan tambahan berupa sirup yang terbuat dari larutan gula.
Untuk lebah trigona, barangkali masa-masa musim penghujan bukanlah masa paceklik, meskipun kuantitas nectar dan pollen yang dihasilkan jumlahnya menurun. Hal ini disebabkan karena lebah trigona mencari makan pada bunga-bunga tertentu yang sebagian besar berbeda dengan lebah apis. Pada koloni pertamaku, trigona mencari makan pada berbagai bunga yang ada pada radius 100 m, artinya setara dengan 3.14 hektar luasan untuk mencari makan dari berbagai varietas tumbuhan. Perlu diketahui, jumlah nectar yang dibutuhkan untuk trigona sangat lah sedikit, sebagian aktivitas banyak dipakai untuk mencari propolis dan pollen. Artinya, sumber nectar tidaklah menjadi satu-satunya kendala dalam budidaya lebah trigona. Beberapa tumbuhan yang sering dihinggapi trigona dalam mencari makan : mangga (apis jarang datang), kersen/klasem/ceres, berbagai tumbuhan hias berbunga, kelapa, putri malu, rambutan,bunga pisang dan masih banyak yang lain yang terdapat di lingkungan tanaman hias.  
Berbagai teknik pengembangan koloni telah saya cermati melalui youtube dan tulisan yang relevan dengan itu. Akan tetapi saat ini saya masih belum bisa mengekspose, karena belum terbukti secara factual. Tunggu saat saya telah bisa menggandakan satu koloni menjadi 2 atau lebih, akan saya posting teknik pemecahan dan pengembangan koloni trigona.

Prospek Bisnis Trigona
Bila kita coba untuk menelusuri bisnis trigona, ada beberapa hasil budidaya trigona yang dapat dijadikan rupiah antara lain : madu dan propolis. Harga yang ditawarkan pun bervariasi dan sangat menggiurkan. Nah pertanyaan yang sering muncul adalah kemana kita harus memasarkan hasil dari budidaya trigona tersebut?.
Bisnis identik dengan wirausaha, artinya seringkali kita harus berpikir sangat panjang untuk memulai sebuah bisnis dan waktu hanya dihabiskan untuk berpikir. Saat yang lain sudah berjalan kita masih dalam pemikiran. Wirausaha mengandung resiko gagal, bangkrut, akan tetapi saat berhasil bisa menghasilkan financial yang cukup menggiurkan. Trigona barangkali bisa menjadi alternatif yang murah dalam memulai sebuah bisnis. Anggaplah sebagai hobi, mengembangkan suatu koloni dianalogikan kita memeliahara hewan piaraan seperti burung, kucing, anjing dll. Artinya orientasi awal kita adalah menjadikan trigona sebagai hewan eksotik yang menarik untuk ditangkarkan. Dengan berkembangnya koloni, maka kita dapat menghasilkan madu, yang paling tidak kalo belum bisa menjual bisa sebagai konsumsi keluarga menjadi suplemen madu yang berkualitas yang bisa untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bagi anak.
Dalam sebuah bisnis, pemasaran adalah menjadi salah satu kunci pertama keberhasilan. Akan tetapi perlu diingat, saat kita tidak mempunyai apa-apa (produk) pemasaran tidak pernah terjadi. Artinya dalam skala kecil dan menengah, tidaklah penting kita terlalu panjang mendiskusikan pemasaran. Pernah saya memulai usaha jamur tiram, saat itu daerah saya belum sama sekali ada produk jamur tiram di pasaran. Dan pada saat itu, banyak dari teman yang saya ajak menanyakan bagaiamana memasarkan produknya, bagaimana prospeknya, siapa yang mau menerima hasil panen nanti. Saya saat itu simple berpikirnya, kapan lagi saya memasarkan produk kalo belum mengupayakan barangnya. Dan akhirnya saya sendirian untuk memulai usaha budidaya jamur tiram. Dengan model pemasaran tradisional dengan membuat tulisan “JUAL JAMUR TIRAM” dan pada setiap kemasan saya sajikan kandungan nutrisi dan cara memasak jamur, jamur tiram saya hampir selalu habis. Akan tetapi sekarang jamur tiram sudah tidak lagi saya produksi, karena ketiadaan energy untuk mengelola itu. Analogi dengan usaha yang pernah saya mulai, saya mencoba untuk melalukan hal lain yang relatif tidak membutuhkan energy dan waktu yang cukup besar, dan pilihan saya setelah itu adalah budidaya lebah madu, yang salah satunya adalah trigona. Alasan saya sangat simple, lebah penghasil madu tidak butuh diberi makan sebagaimana ternak yang lain, tidak butuh dibersihkan kandangnya saat kita memelihara hewan lain, tidak butuh diawasi setiap saat, dan luar biasanya mereka secara berkala dapat menghasilkan madu dan propolis yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Kapan kita bisa memulai sebuah bisnis/usaha?
Sebenarnya banyak sekali alternatif untuk kita bisa memulai sebuah usaha. Bayangkan, sampah2 pertanian melimpah dan hanya habis dibakar (jerami bisa dibuat jamur merang), limbah penggergajian bisa dipakai untuk jamur tiram, dan lain-lain. Nah demikian pula untuk lebah madu, tidaklah penting berapa jumlah koloni yang bisa kita budidayakan, akan tetapi mulailah dengan yang terkecil yang kita bisa untuk bermimpi sesuatu yang besar. Satu koloni trigona dalam satu tahun bisa menjadi lebih dari 4 koloni, tahun 2 sudah lebih dari 16 koloni, tahun ketiga lebih dari 48 koloni. Sungguh sudah sangat menjanjikan saat kita mulai sekarang, menjadi besar setelah 3-5 tahun ke depan. Kalau kita menunda sekarang, maka capaian 3-5 tahun juga akan tertunda.
Budidaya lebah madu tidak membutuhkan kehadiran fisik setiap saat. Kita cukup meluangkan waktu 2 jam dalam seminggu untuk mengecek koloni. Artinya saat kita hanya mempunyai sedikit koloni, kita masih bisa untuk melakukan aktivitas produktif yang lain. Kalo saya mengatakan dengan teman2 dekat saya, mulailah dengan iseng-iseng berhadiah. Dari iseng suatu saat bisa menjadi sesuatu yang penting dan sangat prospektif.
Saya tidak mengerti caranya!
Sekarang ilmu itu bisa dicari dari berbagai media. Bagi yang mengerti internet, dunia maya gudangnya ilmu dan guru yang sangat luar biasa. Apapun yang kita inginkan tersedia di internet. Kalo tidak bisa internet, ya belajar. Kalo tidak bisa lagi bagaimana? Mulailah dengan bergaul dengan banyak orang, gunakan akal pikiran kita untuk memikirkan sesuatu yang bisa menghasilkan. Mengamati lebah dan mencoba melakukan sesuatu dengan mencoba sesuatu yang baru.

indonesia surganya lebah

Bila kita mengembara di dunia maya, di beberapa negara telah berkembang dengan sangat hebatnya tentang perlebahan, mulai dari pemuliaan, hingga bisnis yang berkaitan dengan produk dari lebah. Ilmu tentang perlebahan di Indonesia masih lah belum berkembang, jangankan hingga pada level mereka, 50 % pun belum melampaui. Padahal, di Indonesia sangat melimpah ruah, sumber-sumber pakan lebah yang notabene masih alamiah (artinya belum ditata secara visioner,pengembangan landscaping yang terlembagakan dengan baik).
Spesifik pada lebah trigona, barangkali di belahan bumi Indonesia bisa diseterakan dengan alam di Brasilia, sama-sama beriklim tropis dan dilalui jalur katulistiwa. Di Brasilia telah berkembang pemuliaan lebah trigona dengan sangat baiknya, dengan dimulai oleh lembaga akademik melalui berbagai risetnya yang telah disebarluaskan informasinya termasuk dalam bentuk video di YOUTUBE. Alam yang menyerupai di Brasilia sana adalah Kalimantan, dengan prosentase hutan belantara yang masih cukup luas, dilalui garis katulistiwa, dilalui sungai besar (kapuas) yang bisa diidentikan dengan sungai amazon. Kehidupan masyarakatnya juga hampir sama, di Kalimantan tersebar suku-suku yang hidup di belantara sebagaimana di Amazon (ingat legenda TARZAN).
Investigasi spesies trigona telah dilakukan, dan di Indonesia ada sekitar 32 an spesies trigona, yang hingga saat ini saya belum bisa mendapatkan data riilnya (foto, video, riset). sedangkan sebagian yang lain tersebar di berbagai belahan dunia termasuk yang terbanyak di Amazon. Saya telah melihat beberapa spesies yang identik dgn yang saya lihat di Amazon, yang di budidayakan di Borneo (kalimantan) melalui youtube. Akan tetapi level pengembangan yang dilakukan masih lah belum sehebat yang dilakukan di Brasilia, dengan dukungan institusi akademik, televisi lokal, dan dunia internet. Mungkin kita butuh volentir-volentir yang mau untuk memperhatikan potensi lokal kita, untuk lebih mensejahterakan masyarakat luas. Kegiatan yang tidak hanya beorientasi proyek (formalitas kegiatan) akan tetapi lebih pada peningkatan kemanfaatan dari output kegiatannya.
Dari hasil analisa subyektif saya, mengingat potensi alam kita yang sangat luar biasa, Indonesia merupakan salah satu negara yang bisa menjadi surganya lebah (trigona maupun apis). Saya harus bisa membuktikan hipotesa subyektif ini, mari...kita sama2 membuktikan, untuk lebih memanfaatkan potensi alam kita untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita.
Salam untuk saudara-saudara sebangsa dan setanah air di bumi Borneo, yang kaya akan segala potensi alam baik yang hayati maupun non hayati. Jadikan borneo mandiri secara ekonomi, energi, industri. majukan, jadikan ikon perkembangan yang tidak kalah dengan sudut indonesia yg lain (jawa, bali dll).
 http://hasanzainuddin.wordpress.com/2007/10/27/di-pedalaman-kalsel-ditemukan-sejenis-madu-bukan-dari-lebah/

Sabtu, 13 Oktober 2012

Koloni Klanceng Pertama ku



Lebah trigona sp
Lebah trigona atau sering disebut stingless bee, lebah klanceng (jawa), terdiri banyak jenis. Salah satu jenis yang paling dikenal adalah nano trigona hitam yang biasa hidum di dalam bamboo yang telah kering dan berlobang. Bentuk lebah ini hitam, dan tak bersengat. Jenis lain yang sama peris bentuknya dengan lebah klanceng tersebut adalah trigona carboniora yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar. Panjang lebah ini kira-kira 5-6 mm, dengan ukuran tubuh 3-4 kali lebah trigona nano. Spesies ini ada di Indonesia, dan baru2 ini saya mendapatkan dari hutan di wilayah Pekalongan. Lebah ini biasanya hidup di batang pohon yang berongga dan berukuran cukup besar (diameter diatas 25 cm).  



Saya telah memulai untuk menangkar satu koloni tersebut untuk dapat dikembangkan secara intensif. Hasil pengamatan selama 5 hari paska instalasi menunjukkan kondisi yang menggembirakan. Aktivitas yang sangat tinggi ditunjukkan dengan lalu lintas lebah yang keluar masuk sarang sangat tinggi dengan membawa propolis atau pollen (kedua jenis benda ini bisa dilihat di kaki belakang trigona saat kembali ke sarang). Mulut/pintu masuk telah dibangun mereka dengan menambah propolis sehingga bentuknya menonjol. Hal ini mudah2an mengindikasikan kalo koloni sudah berniat membangun dan mengembangkan sarang yang permanen pada tempat yang saya rekayasa (penambahan bentuk kotak di kayu log sarang aslinya).

 Sebenarnya masih ada beberapa jenis trigona yang sangat potensial untuk dikembangkan seperti melipona scutelaris (kalo di internet biasanya banyak di ekspose oleh peternak brazil) karena kantong madunya yang besar dan terpisah dengan telur. Akan tetapi saya belum sempat menemukan koloni ini di daerah saya, meskipun saat saya mengamati lebah2 yang datang di bunga2 di depan rumah, jenis yang identik dengan spesies tersebut tampak hadir mencari nectar atau pollen. Yang sering tampak di lingkungan daerah saya adalah jenis nano trigona yang sangat kecil, dan relatif sulit untuk memanen madunya karena tata letak telur, pollen dan madu tidak se teratur lebah trigona lain yang lebih besar.